laki-laki tulus
matanya
cokelat dan teduh. dari caranya menanggapiku, aku tahu,
dia
adalah tipe orang yang bisa kuajak bicara tentang apa saja.
bahkan
tentang kelamnya hatiku yang baru saja putus cinta.
ya,
begitulah kesan setelah lima menit kopi darat ini berlangsung.
laki-laki
ini kukenal dari salah satu social media.
berawal
dari sebuah komen iseng yang kulontarkan pada akun band indie
dan
ternyata ditanggapi oleh salah satu personilnya, dan dialah
orangnya.
katanya,
dia suka membaca kicauan di social mediaku.
pertemuan
pertama kami berlangsung sukses.
kini
selain chatting, telepon, kami pun kerap kali bertemu.
bicara
apa saja, random, namun terus mengalir.
dia
sempat membuatku terkejut,
saat
tiba-tiba datang mengantarkan sekeping cd ke kantorku,
yang
berisi rekaman saatnya bandnya latihan.
katanya,
hanya aku yang punya, tidak dijual dan dipublikasikan.
dia
membuatku terkejut lagi, saat menghadiahiku id card all acces
sebuah
konser dimana bandnya menjadi salah satu pengisi acara.
katanya,
ini tak dijual. kamu harus tahu seperti apa riuhnya di backstage.
dia
membawaku ke latihan bandnya,
memperkenalkanku
dengan teman-temannya,
memberiku
semangat untuk terus menulis di blog,
memberiku
ucapan selamat tidur,
lengkap
dengan jangan lupa berdoa dan mimpi indahnya.
tiga
bulan berjalan.
jika
kami ini mobil, kami terus melaju namun tak punya tujuan.
seolah
kami akan mendapat inspirasi kemana harus menuju di tengah jalan
nanti.
sempat
ingin kutanyakan,
namun
kupertahankan harga diriku sebagai perempuan.
hingga
suatu hari dia membawaku ke tempat yang tidak biasa.
bukan
restoran mewah tempat candlle light dinner,
bukan
cafe fancy yang makanannya berpiring talenan,
ataupun
club yang lampunya temaram.
aku
ingin minta ijinmu, begitu katanya.
mengapa
kamu butuh ijinku? tanyaku padanya
karena
aku ingin memiliki sesuatu yang adalah punyamu.
deg.
begitu
suara yang terdengar dari jantungku.
untungnya
dia tak ikut mendengarnya.
apa?
tanyaku lagi
aku
mengagumi mu. sangat mengagumimu.
kamu
punya sesuatu yang tidak dimiliki kebanyakan orang,
dan
aku membutuhkan itu.
deg.
detaknya
dua kali lebih kuat dari yang tadi.
aku
bingung harus memasang raut muka seperti apa saat ini.
pertama
kali kamu memberi komentar di band kami,
aku
menelusuri blog milikmu.
aku
membaca curahan tentang patah hatimu.
bahkan
aku ikut merasa patah hanya dengan membaca ceritamu.
aku
masih diam
tapi
aku salut, kamu bisa menuliskannya dengan saat baik.
aku
mulai berpikir
sekarang
jujur saja,
band
kami membutuhkan lagu tentang patah hati,
yang
aku rasa tulisanmu sangat cocok dengan apa yang kami inginkan.
aku
pikir dengan mengajakmu lebih dekat dengan teman-teman bandku,
kamu
akan semakin paham dengan aliran musik dan jiwa kami.
aku
masih diam
jadi
gimana?
apanya?
kamu
mau sedikit mengubah curahan hatimu itu
dan
memberiku ijin untuk menjadikannya lirik lagu kami?
sudah
lama aku ingin mengatakan hal ini,
sungguh
hanya itu yang aku minta darimu.
oh
tuhan..........
masih
adakah lelaki tulis di dunia ini?

