Dec 18, 2017

Kebanyakan orang di hidup ini umumnya punya bucket list, wish list, list apapun itu yang isinya daftar hal-hal apa yang harus dilakukan, tujuan yang harus dicapai, atau benda apa yang pengen banget dimiliki setidaknya sebelum mati.

Bucket list saya salah satunya adalah mendaki gunung. Yang belum lama ini (sewaktu tulisan ini dibuat) kesampaian setelah kurang lebih satu tahun merengek-rengek dan beberapa kali perencanaan yang terpaksa dibatalkan.

Post ini bukan tentang kisah manis naik gunungnya, tapi pengen share aja, hal apa yang harus kamu lakukan saat kamu sudah merencanakan atau baru akan merencanakan perjalanan naik gunung.

1. Tanggal Cantik
Tanggal Cantik ini bukan 1010717 dan semacamnya seperti saat memutuskan mau menikah. Jangan naik Gunung saat long weekend, apalagi hari besar seperti 17-an, karena jaminan pasti bakal rame, dan selanjutnya kalian akan sulit cari tempat untuk bangun tenda dan tentunya foto-foto. Pilihlah hari yang bukan hari libur (relatif lebih sepi), atau malah saat puasa (sudah pasti sepi).

2. Pilih-Pilih Temen




Bukannya mau sombong atau gaya, tapi menurut saya naik gunung itu tingkat kesulitan dan permasalahannya jauh di atas kita nge-camp di pantai. Harus yakin bahwa teman dalam satu rombongan itu semuanya setia (read : ga akan saling meninggalkan), bisa menjaga satu sama lain, harus ada yang mau memimpin dan yang lain harus mau dipimpin. Jangan ajak yang jaim, jangan ajak musuh, takutnya ntar lo pengen dorong dia ke jurang. Dan saya memilih keluarga saya sendiri sebagai team pertama saya naik gunung.


3. Budget
Permasalahan duit ini memang selalu mengikuti, apapun rencana kita. Kalau sudah terkumpul jumlah anggota yang mau ikutan, akan lebih mudah mengira-ngira berapa banyak kita perlu patungan. Untuk jumlah 5 orang kemarin, masing-masing orang cukup saweran Rp 200.000, dan mereka tidak perlu lagi keluar duit sepeserpun sejak berangkat sampai kami pulang lagi. Siapa dulu menteri keuangannya, Gue ~

4. List alat
Ter-maha-penting nomer dua dari semuanya adalah gear. Ibarat kata mau perang tapi senapannya ketinggalan, mati lah kita. Perintilan alat ini banyak banget dan harus detail. Kalian bisa bikin list seperti ini :

Perlengkapan pribadi : ada/sewa/tidak ada
Perlengkapan kelompok : ada/sewa/tidak ada

Jaman sekarang, persewaan alat-alat outdoor udah banyak banget, dan harganya relatif miring. Memang lebih enak sih kalau pake punya sendiri, tapi yang ada kita ga jadi-jadi berangkat karena duitnya habis buat belanja alatnya duluan. Pinter-pinter nego saat mengatur lamanya peminjaman, lumayan selisihnya bisa untuk parkir dan beli minuman.

5. Your self!
Ya jelas! Nggak ada yang bisa ngejoki-in kita naik gunung kalo diri kita sendiri secara fisik dan mental merasa ga kuat. Memang sih naik gunung zaman now udah bisa pake gaya mewah sewa porter supaya kita ga perlu bawa-bawa carrier berat, tapi bukan itu yang saya saranin. Mau pakai cara apapun, naik gunung itu beda dengan keliling mall seharian mengejar midnight sale. Yang biasanya nggak pernah olahraga, kalau masih ingin selamat ya bekalilah diri dengan persiapan fisik. Untuk itu saya memilih lari, 2-3 kali seminggu selama satu setengah bulan persiapan (dikorting datang bulan, dikorting hujan, ehm sebenernya banyak kortingannya tapi please jangan ditiru). Rajin minum vitamin, dan segala yang menjauhkan kita dari penyakit sesepele pilek sekalipun.


Dan setelah perencanaan matang dan siap dieksekusi, nikmatilah saatnya. Mau jadwalnya mesti mundur karena hujan kek, mau masak nasi pas udah di puncak ternyata susah tanak, atau goreng nugget gagal mateng, bahkan ketika carrier berat dan pengen nangis di tiga langkah pertama, jalanin aja.


Niscaya kepercayaan dirimu akan meningkat setelahnya, dan tentu saja, bakalan kangen muncak lagi!

what should not be forgotten . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates