Ketika Mama Juga Ingin Dimanja
"We're so busy growing up we sometimes we forget that they are also growing old."
Adalah quotes yang sejak dulu jadi pegangan saya. Sejak saya masih kuliah dan mengalami fase hidup tidak-pernah-pulang, lalu lanjut bekerja yang juga masih jarang ada di rumah, kemudian harus merantau ke luar kota yang artinya sama sekali tidak ada di rumah. Saya sering kali tidak punya waktu untuk kedua orang tua saya.
Sekarang, setelah kepulangan saya kembali ke kota Jogja, berkumpul kembali di tengah keluarga, tentu saya punya lebih banyak waktu untuk memperhatikan kedua orang tua saya. Sesederhana menjawab pertanyaan mereka tentang kebingungan menggunakan gadget, mengganti ringtone smsnya misal, menemani berbincang sebelum tidur, menggaruk punggung mama saat mama bekerja hingga larut, memeluk mama dengan gemas sambil mencuri mencium pipinya. Ya, memang terkadang hanya secuil perhatian yang mereka harapkan dari kita, karena mereka sungguh menyadari bahwa kita sedang sibuk mempersiapkan hidup kita di masa depan nanti.
Tapi belakangan ini saya merasa, ada yang berbeda dari mama saya. Berhari-hari mama kerap minta untuk tidur bersama saya dan adik perempuan saya. Pagi hari saat saya terbangun setengah sadar, saya ingat betul mama tertidur sambil memeluk tangan saya. Di hari lainnya, mama tertidur di lengan saya. Lalu saat kami tidak tidur bersama, setiap malam mama masuk ke kamar dan memberikan ciuman selamat tidur, lengkap dengan mengacak-acak rambut saya seolah saya masih gadis kecilnya yang berusia sepuluh tahun. Pagi hari ketika saya menyusul di dapur, mama tidak absen meminta pelukan dan ciuman selamat pagi. Mama seperti meminta kembali semua kebiasaan yang kadang saya lupakan karena berbagai kesibukan.
Lucu, karena hal itulah dulu yang selalu saya lakukan, yang saya harapkan. Hal ini cukup membuat saya bertanya, apa perasaan yang dialami orang tua, terutama seorang ibu ketika menyadari anak gadisnya sudah dewasa dan kelak tinggal bersama pasangannya? Apakah ibu akan sedih karena kehilangan? Atau perasaan turut berbahagia untuk anak gadisnya dapat menutupi rasa kehilangannya?
Apapun itu, marilah bermanja-manja denganku ma. Mari jalan-jalan berdua saja, makan kenyang dengan uang hasil kerjaku, dan melakukan hal-hal seru bersama.
Sehat selalu ya ma, akan selalu kusediakan waktu untukmu.
