Jul 27, 2016

Tanpa terasa tahun ini saya (masih) akan  (ketika tulisan ini dibuat) menginjak umur 26. Masih muda kata para orang tua, namun lebih tepat untuk disebut dewasa, sepertinya. 
Melihat ke belakang sejenak, menjalani hidup sebagai seorang yang berusia 25 tahun, hanya membutuhankan satu modal besar, keberanian.

Dari berbagai sharing dengan teman-teman, banyak sekali keputusan besar yang harus diambil di usia ini, yang semuanya membutuhkan keberanian. Beberapa sahabat memutuskan untuk menikah dengan pasangan yang mereka yakini akan mampu menjadi kawan sehidup semati. Tak main-main, menikah hanya boleh sekali seumur hidup, tentu butuh keberanian untuk meyakini pilihan itu. Tak sedikit yang mulai mengencangkan ikat pinggang, untuk membayar cicilan rumah yang kini telah dapat mereka tempati. Para pemberani yang lain, memutuskan meninggalkan pekerjaan nyamannya, dan membangun sendiri kantor impiannya meski dengan susah payah. Meski masih bekerja kantoran, ada pula yang berani mengorbankan waktu luang untuk membuat usaha sampingan. Yang masih berapi-api belajar, tak takut untuk kembali mengecap dunia pendidikan, baik sambil bekerja ataupun di negeri orang sana meskipun tahu pulang ke Indonesia tidak akan bisa kerap dilakukan. 

Bagi saya, meninggalkan Jakarta dan pulang ke rumah adalah salah satu keputusan yang membutuhkan keberanian pula. Berusaha tak menghiraukan cibiran orang-orang, dan berjanji dalam hati bahwa saya akan sukses dengan cara sendiri. Meninggalkan digit angka penghasilan yang tentunya lebih besar dibandingkan di Jogja, namun apa arti semua itu jika hati saya tak pernah tenang. Berusaha menata mimpi-mimpi kecil penuh keberanian yang kini kian mendekat. Dan pada akhirnya, berpuas hati karena keberanian itu membuahkan hasil yang manis. 

Berkat pulang ke Jogja, kini saya punya pekerjaan menyenangkan di tengah rekan-rekan yang menggembirakan dan tetap dekat dengan keluarga. Dipertemukan dengan dia yang menggenapi keganjilan-keganjilan dalam hidup, dalam waktu yang tak begitu lama setelah kepulangan saya, dipermudah segala urusan dengan usaha sampingan, ditambah kebahagiaannya dengan melihat sahabat-sahabat terdekat mulai menggapai mimpi masing-masing. Hidup di usia 25 tahun menjadi lebih pelik warna bahkan dengan hadirnya rasa baru, cicilan-cicilan ini dan itu. Masalah finansial memang tak henti menghantui, namun saya, dan kami semua yang senasib, berani menghadapinya.

Kini usia 25 telah ada di belakang saya. Masih terasa tak ada beda, kecuali syukur karena masih boleh hidup sementara di luar sana banyak yang mati muda. Semoga di tahun ini keberanian saya bertambah, pun kebijaksanaan, kaya dalam cinta, tenang dalam bertindak, punya lebih banyak waktu untuk berbagi, bersyukur dan berkarya.

Welcome 26, me!





what should not be forgotten . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates