Jan 6, 2017


Tidak selamanya rencana di sebuah grup whatsapp hanya berakhir sebagai wacana, kadang berawal dari sana kita justru bisa melanglang buana, cie.
 
Ini kali kedua, saya dan teman-teman bertigabelas di grup whatsapp dengan identitas Travel Buddies, merencanakan perjalanan bareng. Kangen dan ketagihan. Cuma dua kata sih, tapi ketika dimaknai dengan sungguh-sungguh, ternyata cukup dahsyat efeknya untuk membuat kami mewujudkan rencana kali ini, setelah sebelumnya kami sukses menginjakkan kaki di Labuan Bajo.

Karena perjalanan sebelumnya cukup menguras kocek, kali ini kami ingin dompet sedikit bernafas lega (karena beberapa di antara kami lagi nabung buat nikah) sehingga memilih destinasi yang lebih terjangkau untuk kantong-kantong pekerja cupu macam kami, atau bahkan mahasiswa. Dan lagi, kami tetap menyepakati untuk liburan di Indonesia saja, karena selain budget yang bersahabat, kami juga menganut kepercayaan bahwa tempat wisata di Indonesia masih banyak sekali yang menyimpan sensasi liburan rasa surgawi! Sebagai penduduk asli alias pribumi, sudah menjadi kewajiban kita untuk mengunjunginya satu per satu dan menceritakannya dengan bangga pada seluruh dunia, hitung-hitung meringankan tugas Kementerian Pariwisata. Malu juga dong kalau wisatawan asing lebih agresif untuk mendekatkan diri dengan wisata alam Indonesia?

***
Perjalanan kami dimulai dari Bandara Tanjung Pandan (TJQ), mungkin belum familiar di telinga kalian. Bandaranya kecil, hanya ada satu antrian untuk bagasi sehingga sangat memudahkan saat mencari barang bawaan. Ketika tidak ada jadwal pesawat mendarat, bandara akan nampak begitu lengang. Tapi sebaliknya, ketika ada pesawat yang baru saja landing, seketika bandara dipenuhi penumpang yang sebagian besar adalah wisatawan. Jadi sudah bisa ditebak kemana kami pergi? Kalau belum, lanjutkan dulu bacanya. 

Perjalanan dari Bandara menuju penginapan untuk tempat transit terasa begitu menyenangkan. Jalanan sepi, berbeda sekali dari pemandangan kami yang sehari-harinya bekerja di Jakarta. Rumah-rumah penduduk yang kami lewati memiliki bentuk dan nuansa yang hampir sama, menghiasi kiri kanan jalan. Semuanya tertata apik, membuat salah satu dari kami berangan-angan untuk pindah permanen saja ke tempat ini yang disambut dengan gelak tawa semua. Oya, jika lain kali kalian akan berlibur, tidak usahlah mempersulit diri sendiri saat mencari hotel atau tempat penginapan. Kalian bisa memanfaatkan kecanggihan hoterip, situs booking hotel Indonesia yang tentu saja menawarkan harga bersahabat. Sesuai  banget untuk yang punya prinsip smart budgeting saat travelling!

Nah, karena terlalu bersemangat memulai liburan, setelah menaruh barang-barang kami tak banyak buang waktu di penginapan. Kami lekas menuju ke destinasi pertama, replika SD Muhammadiyah Gantong dan Museum Kata Laskar Pelangi.  Dua icon yang sangat kental dengan film dan novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang tersohor itu. Replika SD Muhammadiyah Gantong adalah tempat yang digunakan sebagai salah satu setting dalam film Laskar Pelangi. Memasuki ruang kelasnya yang sungguh sangat seadanya, membuat kami semua membayangkan bagaimana rasanya belajar dalam ruang kelas yang sudah begitu reyot dan renta. Sementara di Museum Laskar Pelangi, kami seperti tersihir dengan tulisan-tulisan Andrea Hirata yang dikelompokkan dalam ruang sesuai nama peran dalam film Laskar Pelangi. Ada ruang Lintang, Ikal, Mahar dan tokoh-tokoh lain. Selain karena desain dan interior museum yang begitu unik dengan warna-warna cerah, kisah-kisah yang ditawarkan dari setiap sudutnya sungguh sangat menginspirasi. Bagi kalian yang punya kegemaran menulis atau membaca, mengunjungi museum ini akan meninggalkan kesan tersendiri dan membawa banyak inspirasi. Gimana, sudah dapat clue kan kemana kami berlibur kali ini? 


SD Muhammadiyah Gantong, setting lokasi film Laskar Pelangi


Salah satu ruang di Museum Laskar Pelangi.
Tak hanya mengunjungi objek-objek menarik, kami juga mencicipi kuliner khas daerah ini seperti Mie Atep, Kopi di Warkop Kong Djie, sampai pempek cumi. Karena pada dasarnya kami adalah pemakan segala, maka tidak ada yang tidak enak dari kuliner-kulinernya. Hati senang, perut kenyang, walaupun cuma liburan di Indonesia, sempurna sekali ya rasanya? 

Warung Kopi Kong Djie


***

Keesokan harinya adalah saat yang kami semua nanti-nantikan. Sebagai gerombolan yang mendeklarasikan diri sebagai Anak Pantai, begitu mendengar deretan panjang pantai dan pulau-pulau kecil yang akan menjadi destinasi hari ini, rasa gembira kami langsung meluap-luap. Mulai dari bangun pagi, persiapan, sarapan sampai perjalanan dilakukan dengan senyum lebar, mata berbinar dan hati berdebar-debar. Pantai cuy, pantai! Yang tak perlu disangsikan lagi kemampuannya dalam menyembuhkan segala galau, akhirnya hari ini kami akan dilepaskan ke lautan lepas. Kami mengawali Island Hopping hari itu dari pantai Tanjung Kelayang. pulau Gosong, dan pulau Lengkuas yang terkenal dengan mercusuarnya. Sayang banget, ketika kami berkunjung kemari mercusuarnya sedang dalam perbaikan. Terpaksa kami harus puas hanya bisa melihat dari bawah dan mengambil foto dari luar (walau sebenernya dalam hati capek duluan ngebayangin naik berapa belas lantai untuk sampai ke atas). 

Mercusuar di Pulau Lengkuas

Omong-omong soal biota bawah laut, perairan yang kami kunjungi ini tidak kalah cantik dari laut terakhir yang kami sambangi. Masih kaya akan terumbu karang juga banyak sekali jenis ikan yang kami temui selama snorkeling. Tapi hati-hati, meleng sedikit saja bisa-bisa kita juga terkena bulu babi, seperti yang terjadi pada salah satu anggota rombongan kami. Suasana sempat berubah sedikit panik ketika Raras tanpa sengaja menginjak bulu babi. Untungnya berkat bantuan guide, kepanikan cepat diatasi. 


Kalau ditanya, apa sih yang menarik dari pantai dan lautan? Bagi kami, wisata alam selalu punya daya tarik sendiri. Dekat dengan ciptaan Tuhan yang lainnya, dan mengamati dari dekat seperti yang dilakukan saat snorkeling, secara otomatis akan membuat kita tak henti berdecak kagum dan bersyukur. Lalu timbul keinginan untuk melestarikan, supaya nanti di masa tua kita bisa dengan sok bijaksana memberi wejangan ke anak cucu, "Sana nak main ke alam, bersahabat dengan laut atau gunung, seperti kakek/nenek di masa muda dulu", saya sedikit berimajinasi. 




Tunggu, sampai di sini, saya yakin kalau kalian sudah tahu bahwa destinasi yang dari tadi saya singgung di sini adalah Belitung, iya kan? Belitung, pulau kecil yang letaknya ada di lepas pantai timur Sumatera, yang sangat terkenal sejak adanya film Laskar Pelangi? Rugi sekali rasanya kalau kalian tidak segera mengenali pulau kecil yang bikin jatuh hati ini, apalagi setelah saya ceritakan bagian terbaiknya ini.

Saat kami di Belitung, kebetulan kami punya dua waktu sore hari yang masih free, tanpa agenda. Sekali lagi, sebagai anak pantai tulen, kami memilih salah satu pantai yang katanya punya senja terbaik di Belitung sebagai tempat menghabiskan waktu, namanya Pantai Tanjung Pandan. Buat saya sendiri, Tanjung Pandan adalah salah satu pantai terbaik yang pernah saya datangi seumur hidup saya yang masih muda ini.

Senja di Pantai Tanjung Pandan

Bibir pantainya panjang dan sangat landai dengan hamparan pasir putih yang halus dan lembut. Ombaknya tidak terlalu besar, terhitung aman untuk oknum-oknum yang berenangnya masih ala kadarnya saja, termasuk saya. Jika kita berenang-renang di tepian, sampai kedalaman sekitar satu setengah meter, kaki kita masih berpijak pada pasir pantai, bukan bebatuan apalagi terumbu karang sehingga terhindar dari lecet. Tidak seperti pantai lain di Belitung, Pantai Tanjung Pandan relatif bersih dari batu-batu yang tinggi menjulang, sehingga saat matahari terbenam, tidak ada yang menghalangi. Kita akan bisa menyaksikan pendaran sinar keemasan matahri tenggelam yang bulat sempurna, romantis. Bayangkan, kita bisa menikmati suasana ini bersama teman-teman terbaik, sambil menyeruput es kelapa muda, bergoyang pelan di hammock atau berbaring di pinggir pantai. Bicara tentang apa saja, menertawakan siapa saja, melakukan apa saja yang disuka, menegaskan hari itu menjadi salah satu senja terbaik di hidup saya yang lalu membuat saya semakin jatuh cinta pada senja dan pantai. 

Dua kali kami menghabiskan senja di Pantai Tanjung Pandan, dua-duanya istimewa. Tak diragukan lagi, kami makin cinta liburan di Indonesia, karena tempat wisatanya tak hanya ramah kantong, tapi juga punya nilai sentimentil dengan suasasa senja yang super romantis walau tanpa pacar (uhuk). Jika kalian adalah tipe traveler yang super sibuk dan tidak punya waktu untuk menyusun sendiri itinerary, kalian bisa mencoba Paket Domestik yang ditawarkan di HIS Travel Indonesia lho. 

Oya, selain pantai, kami juga menyempatkan berkunjung ke fenomena Danau Kaolin. Danau indah dengan daratan putih bersih dan warna danau biru menyala yang begitu mencolok, cantik sekali ditangkap dengan mata telanjang ataupun kamera. Konon, Danau Kaolin terbentuk dari bekas pertambangan Kaolin yang telah ditinggalkan. Seiring dengan berlalunya waktu, alam malahan maki menyempurnakan keindahan Danau ini. Lokasi Danau Kaolin juga terbilang dengan pusat kota Tanjung Pandan, walaupun sebenernya di Belitung ini termasuk dekat kemana-mana karena pulau Belitung sendiri terbilang kecil.

Keindahan Danau Kaolin

Sebelum cinta pada negeri tetangga, tengoklah dulu betapa wisata alam negeri kita sendiri punya pesona surgawi.  Sejauh-jauhnya, masih bisa dijangkau dengan pesawat terbang tanpa perlu visa. Sejauh-jauhnya, kita masih bicara dengan bahasa ibu yang sama. Bahkan kadang, saat berinteraksi dengan penduduk sekitar, di saat bersamaan kita sedang memperkaya diri sendiri dengan mendengarkan bahasa daerah dan logat mereka. Jangan lupa, orang Indonesia itu juga ramah luar biasa pada wisatawan, pun yang domestik. Mereka akan dengan senang hati menambah pengetahuan mengenai tempat wisata yang kita datangi cukup dengan kita beri dua modal, senyum dan sapa.

Oya, apabila teman-teman ingin melihat koleksi foto kami pada perjalanan ini di instagram, kalian bisa tengok di hashtag #BerBelitong, ada sekitar 90-an foto yang kami bagikan di sana. Kadang saat kangen, kami upload lagi foto lama, sekaligus sebagai kode ajakan jalan lagi. 

Ah, semoga cerita saya cukup untuk membuat kalian ikut jatuh cinta pada wisata bahari di timur Sumatera alias pulau Belitung ini. Indonesia itu indah, sempatkanlah untuk menikmatinya. 










what should not be forgotten . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates